Padangnews.com-Muntok, Bangka Barat - Sejumlah anak di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung putus sekolah karena memilih bekerja di tambang timah inkonvensional (TI) yang hasilnya cukup menggiurkan, seiring mulai naiknya harga timah mencapai Rp100.000/kilogram.

"Maraknya TI dan mahalnya harga timah membuat anak-anak tergiur menjadi buruh tambang sehingga mengabaikan pendidikan sehingga putus sekolah," kata Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (PLSPO) Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Bangka Barat, Wasino di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, siswa menjadi tidak semangat belajar di sekolah ditambah pula kurangnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak.

"Orang tua juga tampaknya merasa bangga dan senang jika anaknya bisa mencari uang karena pada dasarnya orangtua juga kesulitan ekonomi," kata dia.

Tak hanya itu, kata dia, rendahnya pendidikan orangtua menyebabkan kurangnya dorongan dan dukungan terhadap anak untuk mengenyam pendidikan karena orangtua kurang mengerti pentingnya pendidikan.

Ia mengatakan, untuk meningkatkan semangat belajar para siswa, Dinas Dikpora sudah melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat melalui penilik dan pengawas yang ada di setiap daerah mengenai pentingnya pendidikan.

"Kami sudah tekankan kepada penilik dan pengawas di tiap daerah untuk gencar memberikan pengarahan pentingnya pendidikan agar tidak ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah," ujarnya.

Ia berharap, para orangtua melarang anaknya untuk menjadi buruh TI hingga melalaikan kewajibannya untuk belajar.

"Orangtua harus memantau dan peduli terhadap perkembangan anak mulai dari pendidikan, pergaulan agar tidak terjerumus dalam kebodohan dan tindakan tidak terpuji," ujarnya.

Ia mengatakan, Dinas Dikpora akan terus melanjutkan program untuk meningkatkan mutu pendidikan demi terciptanya generasi yang cerdas dan memajukan daerah.

"Kami terus menggiatkan program peningkatan kualitas pendidikan agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah atau bekerja sebelum waktunya," katanya. (HDI/antara/K004)