Senin, 18 Oktober 2010

Gus Dur Simbol Pluralisme, Layak Jadi Pahlawan Nasional


Foto: detikcom
PADANGNEWS.COM-Jakarta - Keluarga Mantan Presiden Abdurrahman Wahid merasa senang akhirnya tokoh yang akrab disapa Gus Dur dijadikan calon pahlawan nasional. Gus Dur dipandang sebagai tokoh pluralisme yang layak ditiru oleh anak negeri.

"Ada beberapa hal yang bagi saya membuat Gus Dur sangat pantas menjadi pahlawan nasional. Salah satunya adalah pluralisme," ujar adik almarhum Gus Dur, Lily Wahid, kepada detikcom, Senin (18/10/2010).

Selain itu, Lily melihat Gus Dur sebagai sosok Presiden yang berani mengambil sikap tegas terkait posisi TNI dan Polri. Kala itu, menurut Lily, TNI sangat dominan.

"Beliau bisa membuat keduanya menjadi seimbang," kenangnya.

Namun demikian, Lily meyakini, Gus Dur bukan sosok yang suka mendapat gelar. " Kalau beliau masih hidup pasti tidak peduli," ujar Lily.

Terkait gelar yang sama yang akan diberikan kepada mantan Presiden Soeharto, Lily kurang sepakat. Menurutnya, Soeharto telah menyakiti hari rakyat Indonesia.

"Apapun juga, belum pantas lah. Kita menjadi miskin karena kebiasaan korupsi dan kebijakan ekonomi Pak Harto yang sampai sekarang masih saja ada bekasnya," tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan pemerintah sudah menyaring 10 nama calon pahlawan nasional. Mereka adalah Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulteng, HM Soeharto dari Jawa Tengah, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari Jawa Timur.

Selanjutnya Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.

Nama-nama ini sekarang akan dibawa ke Dewan Gelar, Tanda Kehormatan, dan Tanda Jasa yang dipimpin Menkopolhukam. Di dewan ini, nama-nama itu akan diseleksi lebih jauh dengan berbagai kriteria.

"Baru kemudian diajukan kepada Bapak Presiden dan belum tentu diterima," ujar Dipo, Minggu (17/10)

(van/van)

0 komentar:

Posting Komentar