Selasa, 17 Mei 2011

Kongres PSSI, Proteksi Indonesia dari Sanksi FIFA

PSSI
Padangnews.com — Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI Djoko Driyono menyatakan, kongres pemilihan ketua umum PSSI yang akan digelar pada 20 Mei merupakan bagian dari proteksi agar Indonesia tidak disanksi oleh FIFA. Pernyataan Djoko tersebut menyikapi tuntutan Sriwijaya FC belum lama ini kepada Komite Normalisasi.

"Laskar Wong Kito" meminta jaminan sebesar Rp 3,5 miliar jika Indonesia terkena sanksi. Pasalnya, jika Indonesia terkena sanksi, Sriwijaya merasa rugi besar karena tidak bisa tampil di babak knock out Piala AFC.

"Enggak apa-apa. Boleh-boleh saja tuntutan seperti itu. Tuntutan tersebut, kan, sebenarnya menyuarakan kegelisahan mereka, yang merasa perjuangannya di AFC akan sia-sia," ujar Djoko kepada wartawan di kantor PSSI, Senin (16/5/2011).

Djoko mengatakan, pelaksanaan kongres tanggal 20 Mei merupakan bagian dari keinginan memproteksi aspek keolahragaan.

"Tidak perlu jaminan karena tanpa itu kami memiliki spirit yang sama. Kongres adalah sebuah skenario untuk menjaga kepentingan kita tampil di AFC, AFF U-23, futsal, dan Pra-Piala Dunia. Tidak perlu dijam

Pentingnya Persiapan Kehamilan


Padangnews.com-Tahap awal kehidupan, sejak proses pembuahan hingga masa kanak-kanak, sangat memengaruhi kemungkinan seseorang terkena penyakit-penyakit kronis tak menular di masa dewasa. Itulah sebabnya, setiap pasangan harus mempersiapkan kehamilan dengan baik, guna menekan risiko bayi mengalami masalah di kehidupannya nanti.

Ahli kandungan dari FKUI-RSCM dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG, menegaskan, faktor risiko pada seorang bayi bahkan sudah dipengaruhi oleh latar belakang nutrisi kedua orang tuanya.

"Kualitas sel telur dan sel sperma sangat dipengaruhi oleh nutrisi calon ibu dan ayah, terlebih ketika sudah menjadi janin, faktor nutrisi besar pengaruhnya," kata Noroyono dalam jumpa pers Early Life Nutrition Forum di Jakarta (16/5/2011).

Untuk itulah, persiapan kehamilan harus dilakukan sedini mungkin dengan pemeriksaan kesehatan calon ibu dan ayah. "Idealnya dilakukan sebelum menikah untuk kewaspadaan, sehingga diketahui apakah ada penyakit genetik seperti thalasemia, diabates atau penyakit infeksi seperti hepatitis dan HIV. Cek juga kecukupan besi dan kalsiumnya," papar dokter yang menjadi Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) ini.

Kemudian, ketika sudah memasuki masa kehamilan, calon ibu wajib melakukan pemeriksaan rutin dan mencukupi kebutuhan gizinya.

Pakar gizi dari FKUI dr. Saptawati Bardosono Sp.GK menyebutkan, pada awal kehamilan hingga janin berusia 20 minggu, ibu hamil membutuhkan protein dan zat gizi mikro, seperti vitamin dan mineral. Semua itu diperlukan untuk meningkatkan jumlah sel dan membangun tinggi badan potensial anak kelak.

"Pada 20 minggu pertama, kehamilan tubuh janin sedang membentuk sel-sel tulang, otak, otot, dan sebagainya. Kekurangan zat gizi mikro dan protein di usia ini juga bisa menyebabkan anak pendek," paparnya.

Kemudian pada 20 minggu terakhir kehamilan, ibu membutuhkan kalori untuk bertambah besarnya sel-sel dan membangun berat badan potensial. Kekurangan gizi di masa awal kehidupan ini bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.

"Setelah lahir sebenarnya bisa dioptimalkan gizinya untuk mengejar ketinggalan. Bila masa ini terlewat, di masa datang anak bisa mengalami penyakit kronik serta gangguan mental dan kecerdasan," katanya.

Lulus 99,76 Persen, Lampung Ranking 8

Padangnews.com-Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) tingkat SMA/sederajat di Provinsi Lampung tahun ini mencapai 99,716 persen. Pengumuman kelulusan dilakukan serentak di sekolah-sekolah, Senin (16/5/2011).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Tauhidi, dalam siaran persnya, Senin (16/5/2011), mengatakan, jumlah siswa yang tidak lulus di Lampung hanya 211 orang. Tingkat kelulusan mencapai 99,716 persen dari total 74.241 peserta.

Dengan hasil itu, Lampung menempati peringkat kedelapan nasional. Tidak sedikit sekolah yang mendapatkan kelulusan 100 persen, di antaranya SMAN 1 dan SMAN 2 Bandar Lampung. Bahkan, di sejumlah kabupaten, misalnya Kabupaten Lampung Selatan, tingkat kelulusan mencapai 100 persen. Jumlah peserta UN di Lampung Selatan tahun ini sebanyak 7.609 siswa.

Pemerintah Malaysia Tawarkan S-2 dan S-3

Padangnews.com-Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia menawarkan beasiswa internasional atau Ministry of Higher Education International Scholarship untuk para pelajar Indonesia tahun 2011/2012. Kategori yang ditawarkan adalah beasiswa pascasarjana dan doktoral.

Untuk mendapatkan beasiswa ini, usia pelamar diutamakan tidak lebih dari 45 tahun saat mengirimkan beasiswa. Pelamar juga harus memiliki prestasi akademik terbaik dengan IPK minimal 3,5 di jenjang sarjana (S-1) dan 4,0 untuk pelamar beasiswa doktoral.

Beberapa program studi yang dibuka untuk beasiswa ini meliputi Sains dan Teknik, Pertanian dan Perikanan, Ekonomi dan Perbankan Syariah, Teknologi, Infomasi dan Komunikasi, Bioteknologi, Kesehatan Pangan, Infrastruktur, serta Studi Lingkungan. Bidang Kesehatan juga dibuka untuk memperoleh beasiswa dan tidak terbatas kemungkinan untuk Keperawatan, Kedokteran, dan Klinik Farmasi. Adapun skema beasiswa yang ditawarkan adalah biaya kuliah, tunjangan bulanan, tunjangan buku, tunjangan kesehatan/asuransi, dan lain-lainnya.

Penawaran beasiswa ini sudah dibuka sejak April 2011, informasi lengkap mengenai syarat, formulir, dan batas waktu bisa dilihat di www.mohe.gov.my.

Siswa Gresik Raih Nilai Terbaik Se-Jatim

Padangnews.com-Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menempatkan tujuh siswanya masuk dalam jajaran lima terbaik nilai ujian nasional (UN) se-Jawa Timur. Keenam siswa itu terdiri atas siswa SMA Negeri 1 Babat dan satu dari SMA Negeri 1 Kedungpring untuk program IPA dan IPS.

Di Gresik, empat siswa meraih lima terbaik se-Jatim. Pada program Bahasa ada dua siswa dengan nilai terbaik. Sabanta Azmi Bil Firdausi meraih peringkat pertama dengan nilai Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris (10,00), Matematika (9,50), Sastra (8,00), Anthropologi (7,80), dan Bahasa Asing Jepang (9,80).

Sementara itu, Alfi Rahmadina Sefrianti menempati urutan kelima. Pada program IPA, Mustikasari dari SMA Negeri 1 Sangkapura berada di peringkat kedua setelah M Haris Syarifuddin dari SMA Negeri 1 Babat. Sementara Nurita Rohmanasari menempati peringkat keempat nilai terbaik UN SMK se-Jatim.

Pengumuman kelulusan di Gresik dilaksanakan melalui jasa pos, kurir. Setelah pukul 11.00 siswa bisa mengakses lewat internet dan SMS sender. Sabanta meraih nilai UN tertinggi program Bahasa se-Jatim tidaklah terlalu mengejutkan.

Anak pasangan Ahamad Zaiddun dan Nur Khotimah langganan peringkat pertama, atau paling tidak peringkat kedua. Gadis kelahiran 25 September 1994 ini ingin melanjutkan kuliah Sastra Inggris di Universitas Negeri Surabaya atau Universitas Negeri Malang. Ia mengaku, sehari-hari dia membantu ibunya memberikan les privat Bahasa Inggris di rumahnya. Ada enam siswa kelas V dan VI yang ikut les.

Dia juga hanya belajar di rumah dua jam sehari sepulang sekolah. Sabanta menerima informasi sebagai peraih nilai terbaik program Bahasa se-Jatim dari guru kelasnya, Wiwik Purwanti, Minggu (15/5/2011) sekitar pukul 07.30. Saat itu dia sedang mencuci baju. Sabanta pun terharu.

Sementara itu, peserta ujian di Gresik ada sembilan siswa tidak lulus, yakni tujuh siswa dari SMA dan dua dari SMK. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Wanda Meitini Hariej mengatakan, siswa yang tidak lulus semakin berkurang pada tahun lalu, yaitu 32 siswa.

"Bedanya, dulu ada ujian ulang, saat ini tidak. Yang tidak lulus bisa mengikuti ujian Paket C pada Oktober mendatang, atau ikut UN tahun berikutnya," kata Wanda.

Senin, 16 Mei 2011

Damba Era Suharto

Padangnews.com-Sebuah survei yang digelar oleh Lembaga Survei Indo Barometer menyim­pulkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden SBY dan Wapres Boediono masih di bawah 50%. Bahkan survei itu menun­jukkan bahwa banyak responden mendambakan kondisi seperti zaman Soeharto.

Direktur Eksekutif Indo Baro­meter M Qodari dalam jumpa pers di Hotel Atlet Cen­tury, Jakarta, Minggu (15/5) menyebutkan bahwa persisnya tingkat kepuasan atas kinerja Presiden SBY sebesar 48,9%

dan Wapres Boediono sebesar 36,1%. Dalam kurun waktu 9 bulan terakhir terhitung Agustus 2010 hingga April 2011 tenyata belum ditemukan lonjakan kepuasan atas kepemimpinan SBY-Boediono.

“Ini lampu kuning untuk SBY-Boediono,” katanya.

Indo Barometer menyebutkan, isu-isu besar seperti ekonomi dan hukum perlu dijadikan prioritas terobosan bukan hanya perhatian semata. Lembaga itu melakukan survei kepuasan atas kinerja presiden SBY di berbagai bidang antara lain ekonomi, politik, penegakkan hukum, keamanan dan hubungan luar negeri.

Di bidang keamanan, tingkat kepuasan publik mencapai 58,7%, hubungan luar negeri sebesar 57,9 persen, dan di politik sebesar 56,5%. Sementara dua urutan terbawah yaitu di bidang ekonomi sebesar 41,2% dan penegakkan hukum 46,7%.

Selain itu, Lembaga ini juga melakukan survei kinerja SBY dalam 5 isu antara lain korupsi, pengang­guran dan lapangan pekerja, TKI di luar negeri, kemiskinan dan harga sembako. Tingkat kepuasan kinerja SBY dalam masalah korupsi sebesar 37,6%, harga sembako 28,6%, dan TKI di luar negeri sebesar 27,9%.

Untuk masalah kemiskinan dan pengangguran/lapangan kerja memili­ki urutan terendah masing-masing 25,8% dan 23,2%. Tingkat kepuasan di bidang pendidikan 65,5%, kese­hatan 60,9%, BBM dan gas 49,4%, dan perumahan rakyat 34,8%.

Survei lembaga Indobarometer ini dilakukan pada 25 April hingga 4 Mei 2011, di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan proses pengum­pulan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuesioner. Survei ini melibatkan 1200 orang responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,0% pada tingkat kepercayaan 95 %.

Para responden dipilih dengan metode multistage random sampling yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia.

Soeharto Lebih Baik

Masyarakat Indonesia saat ini mendambakan kondisi seperti era Orde Baru, di mana pemerintahan dipegang oleh Presiden Soeharto. Indo Barometer menemukan, 40,9 persen memilih kondisi pada saat masa Orde Baru. “Hanya 22,8 persen yang memilih kondisi saat ini (di masa Reformasi),” ujar M Qodari.

Lebih lanjut Qodari menjelaskan, masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan sama-sama menyatakan Orde Baru lebih baik. “Namun secara persentase publik perkotaan menyatakan Orde Baru lebih baik, lebih tinggi, yakni 47,7 persen dibandingkan pedesaan yakni 35,7 persen,” katanya.

Ekonom Faisal Basri yang menja­di penanggap hasil survei menya­takan, perubahan pembangunan perekonomian pada era Reformasi justru lebih dirasakan penduduk di perkotaan dari pada di pedesaan. Masyarakat pedesaan seharusnya lebih merasa Orde Baru adalah era terbaik untuk mereka.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menyatakan reformasi hanya mem­per­hatikan daerah perkotaan dari pada pedesaan sehingga penurunan tingkat kemiskinan jauh lebih lambat di daerah pedesaan.

“Di desa banyak orang yang merasakan orde Reformasi tidak lebih baik dari pada orang kota. Ini wajar karena 2/3 orang miskin ada di desa,” ujarnya.

Lambatnya perbaikan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan ini, menurutnya, disebabkan oleh era reformasi tidak mendukung sektor pertanian yang merupakan tulang punggung ekonomi rakyat desa. Pemerintah dalam era reformasi tidak membantu petani dalam menjaga harga hasil pertanian dan juga infrastrukturnya. “Orde Reformasi banyak mementingkan pembangunan jalan tol dan bandara,” katanya.

Hal ini terbukti dengan anjloknya harga beras dalam negeri karena fungsi Bulog yang semakin minim, akibatnya mekanisme pasar semakin jalan dan produk-produk impor membanjiri konsumen. Faktor lain ialah tidak adanya pembangunan bendungan baru dan sistim irigasi yang telah banyak rusak. “Hal inilah yang membuat petani tidak bisa bersaing,” katanya. (eko/vnc/sam)

Mendamba Era Suharto

Padangnews.com-Sebuah survei yang digelar oleh Lembaga Survei Indo Barometer menyim­pulkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden SBY dan Wapres Boediono masih di bawah 50%. Bahkan survei itu menun­jukkan bahwa banyak responden mendambakan kondisi seperti zaman Soeharto.

Direktur Eksekutif Indo Baro­meter M Qodari dalam jumpa pers di Hotel Atlet Cen­tury, Jakarta, Minggu (15/5) menyebutkan bahwa persisnya tingkat kepuasan atas kinerja Presiden SBY sebesar 48,9%

dan Wapres Boediono sebesar 36,1%. Dalam kurun waktu 9 bulan terakhir terhitung Agustus 2010 hingga April 2011 tenyata belum ditemukan lonjakan kepuasan atas kepemimpinan SBY-Boediono.

“Ini lampu kuning untuk SBY-Boediono,” katanya.

Indo Barometer menyebutkan, isu-isu besar seperti ekonomi dan hukum perlu dijadikan prioritas terobosan bukan hanya perhatian semata. Lembaga itu melakukan survei kepuasan atas kinerja presiden SBY di berbagai bidang antara lain ekonomi, politik, penegakkan hukum, keamanan dan hubungan luar negeri.

Di bidang keamanan, tingkat kepuasan publik mencapai 58,7%, hubungan luar negeri sebesar 57,9 persen, dan di politik sebesar 56,5%. Sementara dua urutan terbawah yaitu di bidang ekonomi sebesar 41,2% dan penegakkan hukum 46,7%.

Selain itu, Lembaga ini juga melakukan survei kinerja SBY dalam 5 isu antara lain korupsi, pengang­guran dan lapangan pekerja, TKI di luar negeri, kemiskinan dan harga sembako. Tingkat kepuasan kinerja SBY dalam masalah korupsi sebesar 37,6%, harga sembako 28,6%, dan TKI di luar negeri sebesar 27,9%.

Untuk masalah kemiskinan dan pengangguran/lapangan kerja memili­ki urutan terendah masing-masing 25,8% dan 23,2%. Tingkat kepuasan di bidang pendidikan 65,5%, kese­hatan 60,9%, BBM dan gas 49,4%, dan perumahan rakyat 34,8%.

Survei lembaga Indobarometer ini dilakukan pada 25 April hingga 4 Mei 2011, di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan proses pengum­pulan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan menggunakan kuesioner. Survei ini melibatkan 1200 orang responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,0% pada tingkat kepercayaan 95 %.

Para responden dipilih dengan metode multistage random sampling yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia.

Soeharto Lebih Baik

Masyarakat Indonesia saat ini mendambakan kondisi seperti era Orde Baru, di mana pemerintahan dipegang oleh Presiden Soeharto. Indo Barometer menemukan, 40,9 persen memilih kondisi pada saat masa Orde Baru. “Hanya 22,8 persen yang memilih kondisi saat ini (di masa Reformasi),” ujar M Qodari.

Lebih lanjut Qodari menjelaskan, masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan sama-sama menyatakan Orde Baru lebih baik. “Namun secara persentase publik perkotaan menyatakan Orde Baru lebih baik, lebih tinggi, yakni 47,7 persen dibandingkan pedesaan yakni 35,7 persen,” katanya.

Ekonom Faisal Basri yang menja­di penanggap hasil survei menya­takan, perubahan pembangunan perekonomian pada era Reformasi justru lebih dirasakan penduduk di perkotaan dari pada di pedesaan. Masyarakat pedesaan seharusnya lebih merasa Orde Baru adalah era terbaik untuk mereka.

Menurut Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menyatakan reformasi hanya mem­per­hatikan daerah perkotaan dari pada pedesaan sehingga penurunan tingkat kemiskinan jauh lebih lambat di daerah pedesaan.

“Di desa banyak orang yang merasakan orde Reformasi tidak lebih baik dari pada orang kota. Ini wajar karena 2/3 orang miskin ada di desa,” ujarnya.

Lambatnya perbaikan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan ini, menurutnya, disebabkan oleh era reformasi tidak mendukung sektor pertanian yang merupakan tulang punggung ekonomi rakyat desa. Pemerintah dalam era reformasi tidak membantu petani dalam menjaga harga hasil pertanian dan juga infrastrukturnya. “Orde Reformasi banyak mementingkan pembangunan jalan tol dan bandara,” katanya.

Hal ini terbukti dengan anjloknya harga beras dalam negeri karena fungsi Bulog yang semakin minim, akibatnya mekanisme pasar semakin jalan dan produk-produk impor membanjiri konsumen. Faktor lain ialah tidak adanya pembangunan bendungan baru dan sistim irigasi yang telah banyak rusak. “Hal inilah yang membuat petani tidak bisa bersaing,” katanya. (eko/vnc/sam)

jalan Padang Bukittinggi Padat Merayap

Padangnews.com-Anggota Pansus IV DPRD Kota Padang yang tengah melakukan kunjungan lapangan ke Pasar Alai, Kecamatan Padang Timur diusir salah seorang pedagang ikan. Kunjungan ke Pasar Alai itu sendiri bertujuan mensosialisasikan Ranperda Retribusi. Pengusiran terhadap anggota pansus itu terjadi pada Jumat (13/5) kemarin, sekitar pukul 11.00 WIB.

Kejadian ter­se­but bermula, ketika beberapa orang ang­gota Pansus IV DPRD Kota Pa­dang mengunjungi Pasar Alai untuk sosialisasi retribusi dan rencana pemindahan pedagang daging dan ayam ke dalam bekas Bioskop Alai. Saat meninjau para pedagang ikan dan daging itu, tiba-tiba salah seorang pedagang ikan me­me­cahkan piring dan sambil marah-marah. Tak cukup sampai di sana. Si pedagang tadi sempat mengam­bil pisau dan menggenggamnya.

Untungnya, ia tidak melayang­kan pisaunya ke orang-orang terdekat. Melihat kejadian itu, para anggota dewan sempat terkejut dan ketakutan dengan kemarahan salah seorang pedagang ikan itu.

"Manga urang ko tibo ka siko mendata-data, pailah dari siko urang ka manggaleh (kenapa orang ini datang kesini mendata-data, pergilah dari sini)," tegasnya.

Mendengar pedagang itu marah-marah, anggota dewan hanya tercengang-cengang dan sambil bertanya-tanya kenapa pedagang ikan itu marah-marah. Melihat kejadian itu Kepala Dinas Pasar Raya Padang Asnel menga­takan, ia merasa malu dengan kejadian ini, apalagi ia membawa anggota dewan untuk meninjau Pasar Alai.

"Tapi sambutannya bukan yang kita harapkan, malahan menge­cewakan. Akibat perilaku, salah seorang pedagang ikan yang ngamuk itu," katanya.

Ia mengharapkan, agar Unit Pelayanan Teknik Daerah (UPTD) Pasar Alai memberikan pengarahan dan penjelasan kepada pedagang mengenai tujuan ke­datangan anggota dewan dan dinas pasar ke Pasar Alai. Menanggapi hal itu Anggota Pansus IV DPRD Kota Padang Ilham Maulana menganggap, hal itu biasa saja kemungkinan pedagang itu sedang sepi dagangannya sehingga ketika anggota dewan dan dinas pasar datang merasa kesal dan marah.

"Kemungkinan, karena kita lewat depan lapak ikannya sehing­ga menutupi lapaknya yang meng­hambat pembeli," katanya. (h/haluan/ade)

Jalur Padang -Bukittinggi Rapat Merayap

Padangnews.com-BUKITTINGGI- Kendaraan memadati lalu lintas Padang - Bukittinggi pada masa libur panjang cuti bersama Hari Raya Waisak 2555. Kendaraan terlihat memenuhi ruas jalan baik menuju Padang maupun menuju Bukittinggi.

Seperti pantauan padangmedia.com di ruas jalan Padang-Bukittinggi, Minggu (15/05) malam, kendaraan terlihat rapat merayap. Seperti terlihat di ruas jalan Bukittinggi, tepatnya di persimpangan Jambu Air. Lalu lintas tersebut didominasi oleh kendaraan roda empat.

Kendaraan antri hingga satu kilometer. Kemacetan tersebut dialami oleh kendaraan yang hendak meninggalkan Bukittinggi. Sedangkan jalur menuju Bukittinggi, lalu lintas terlihat lancar.

Selain itu, antrian kendaraan juga terlihat di ruas menuju Padang Panjang via Bukittinggi. Antrean terlihat di kawasan jelang Aia Angek. Serta antrean juga terlihat di kawasan Silaing. Ruas jalan menuju Padang Panjang tampak ramai didominasi kendaraan roda empat yang hendak menuju Bukittinggi.

Meski sempat terjadi penumpukan kendaraan di beberapa titik, tapi tidak ditemukan anggota kepolisian guna mengatur arus lalu lintas tersebut. (dodo)

Masyarakat Nagari tak Mesti Andalkan Bantuan Pemerintah

Padangnews.com-PADANG - Lomba nagari, kelurahan dan desa berprestasi tahun 2011 dilaksanakan agar masyarakat bersama unsur pemerintahan nagari, kelurahan dan desa bisa lebih mandiri.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Sumbar, Irvan Khairul Ananda. Menurutnya, perlombaan dilaksanakan agar masyarakat lebih berdaya dan tidak semata-mata mengandalkan bantuan dari pemerintah seperti dana nagari, kelurahan dan desa.

“Apabila ada dana pembangunan dari pemerintah, dana tersebut dijadikan salah satu stimulan dalam rangka merangsang masyarakat dalam berupa membangun nagari, kelurahan dan desa secara partisipasif,” kata Irvan Khairul Ananda kepada padangmedia.com kemarin di Padang.

Irvan Khairul Ananda mengatakan, apabila masyarakat, unsur pemerintah nagari, kelurahan dan desa tidak diarahkan untuk lebih mandiri, dikhawatirkan mereka tidak akan berdaya untuk membangun nagari, kelurahan dan desa masing-masing.

“Jadi, kita berharap bantuan itu sebagai stimulan sehingga masyarakat juga berupaya aktif dan mandiri,” ujarnya.

Irvan Khairul Ananda mengatakan, dari 656 nagari yang ada di Sumatera Barat, yang ikut lomba 11 nagari dan lima kelurahan serta dua desa. Perlombaan nagari, kelurahan dan desa berprestasi itu dilaksanakan dengan harapan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat bersama unsur pemerintahan nagari, kelurahan dan desa membangun nagari, kelurahan dan desa mereka. (musfah/padangmedia)