Rabu, 06 Oktober 2010

Korut Tingkatkan Kecemasan Korsel

Rabu, 6 Oktober 2010 | 20:47 WIB
AFP/KCTV VIA SOUTH KOREAN TV
Sepintas sebuah gambar yang dirilis Korean Central Television (KCTV), televisi Pemerintah Korea Utara pada 30 September 2010, yang memunculkan sosok orang yang disebut-sebut oleh sejumlah ahli Korea sebagai Kim Jong Un (tengah), anak bungsu pemimpin Korut, Kim Jong Il. Gambar ini diambil beberapa saat setelah konferensi tertinggi partai berkuasa memberi tempat yang penting pada anak Kim yang masih berusia sekitar 30 tahun itu.

Padangnews.com - Korea Selatan (Korsel) semakin cemas melihat tingkah laku tetangganya Korea Utara. Menurut Penasihat Senior Kepresidenan Korsel Kim Tae Hyo, langkah seteru negerinya itu memaksimalisasikan seluruh potensi nuklirnya dianggap sudah sampai tahap sangat mengkhawatirkan. Kalau proyek itu tak terbendung, Korsel bakal mengalami banyak kerusakan. "Bahkan jika Pyongyang mengembangkan senjata bergerak terkecil sekalipun," kata Tae Hyo sebagaimana catatan harian JoongAng Ilbo dan AFP pada Rabu (6/10/2010).

Lebih jauh, Kim Tae Hyo mengatakan Korut diyakini mengoperasikan semua program nuklirnya, termasuk reaktor nuklir Yongbyon yang memproduksi senjata-kelas plutonium, dan proyek terpisah uranium yang sangat diperkaya untuk membuat bom. "Jika hulu ledak nuklir dibuat kompak dan disebarkan ke lapangan, mereka bisa menimbulkan kekacauan di Korea Selatan tidak peduli berapapun tingkat ketepatan mereka," kutip JoongAng.

Korea Utara menutup Yongbyon pada tahun 2007 berdasarkan kesepakatan perlucutan senjata enam pihak. Namun, Korut keluar dari perjanjian itu pada April 2009. Korut mengumumkan akan memulai kembali operasi di komplek tersebut. Pada September 2009 Pyongyang mengatakan percobaannya dengan pengayaan uranium telah mencapai tahap akhir.

Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan pekan ini bahwa Korea Utara memulihkan fasilitas negaranya di Yongbyon. Dia berbicara setelah sebuah lembaga riset swasta AS, mengutip foto satelit, mengatakan jika konstruksi baru atau penggalian sedang dilakukan.

Tak cuma itu, Kim Tae Hyo juga memperingatkan potensi bahaya dari proses suksesi kepemimpinan yang telah dimulai di Korea Utara.

Kim Jong Un, putra bungsu pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, telah ditunjuk sebagai seorang jenderal bintang empat dan diberi posisi kuat di partai. "Pemimpin muda yang belum teruji mungkin tergoda untuk memulai provokasi atau langkah berani lainnya untuk menunjukkan kehadirannya ke dunia selama alih kekuasaan," kata penasihat itu memperingatkan.

"Penting untuk membuat dia menyadari bahwa membuat pilihan tersebut akan menempatkan hubungan antar-Korea dalam bahaya signifikan yang tidak dapat diperbaiki," katanya.

Cadangan plutonium Korea Utara saat ini diperkirakan cukup untuk membuat enam sampai delapan bom. Korea Utara menguji senjata atomnya pada Oktober 2006 dan Mei 2009.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Pak Kil Yon berkata kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu bahwa negaranya harus memperkuat penangkis nuklirnya dalam upaya menghadapi apa yang disebutnya sebagai ancaman dari Amerika Serikat. Korea Utara telah menyatakan kesediaannya secara prinsip untuk kembali ke perundingan enam-pihak, forum dipimpin oleh sekutunya, China. Namun, Pyongyang mengatakan ingin melakukan sebuah perundingan terpisah dengan Amerika Serikat tentang penandatanganan perjanjian damai permanen di semenanjung itu.

Korea Selatan dan Amerika Serikat, yang menuduh Utara terlibat dalam sebuah serangan mematikan pada sebuah kapal perang Korea Selatan Maret lalu, telah menjawab dengan hati-hati. Jepang dan Rusia juga merupakan anggota forum itu./kompas

0 komentar:

Posting Komentar