Selasa, 12 Oktober 2010

Presiden: Selidiki Kebakaran KA

Padangnews.com-KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Tiga petugas mengamati rangkaian gerbong yang terbakar di Stasiun Besar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Senin (11/10). Tim dari Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia masih menyelidiki penyebab kebakaran di rangkaian kereta tersebut.

Jakarta, kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Markas Besar Kepolisian Negara RI agar membantu sepenuhnya penyelidikan kebakaran 24 gerbong di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

”Instruksinya ke Polda, tetapi Mabes Polri diminta Presiden untuk membantu sepenuhnya. Kebakaran itu harus diperiksa secara tuntas oleh Polri,” ujar Menteri Perhubungan Freddy Numberi seusai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (11/10).

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigjen (Pol) Agus Kusnadi di Stasiun Besar Rangkasbitung mengatakan, tim dari Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri sudah ke lokasi kejadian. ”Kami masih menunggu hasilnya. Belum diketahui penyebab terbakarnya gerbong- gerbong ini,” kata Agus.

Meski demikian, lanjut Agus, menimbang posisi kereta saat terbakar berada dalam keadaan berhenti, dipastikan sumber kebakaran bukan akibat adanya hubungan pendek arus listrik.

”Kalau listrik tidak ada, berarti ada sumber api lain. Siapa yang membuang api, itu yang akan dicari,” katanya.

24 gerbong rusak

Kebakaran melanda Stasiun Besar Rangkasbitung, Banten, Senin dini hari. Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasional I Jabodetabek Mateta Rizahulhaq mengatakan, dari hasil pendataan hingga Senin malam, total terdapat 24 gerbong kereta yang rusak akibat kebakaran itu.

Informasi yang dihimpun, peristiwa terbakarnya rangkaian kereta di Stasiun Besar Rangkasbitung, tepatnya di Kabupaten Lebak, Banten, ini terjadi sekitar pukul 01.30. Titik api berasal dari jalur 4, tepatnya di kereta nomor 5 yang dipersiapkan ke Jakarta. Api dilaporkan menyebar dengan cepat sehingga membakar rangkaian gerbong di jalur III, IV, V, dan VI.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski demikian, seorang petugas, Agus, terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Ajidarmo di Lebak akibat terlalu banyak menghirup asap dan tertimpa material saat berusaha memadamkan kebakaran gerbong-gerbong tersebut.

PT KA belum bisa memerinci besar kerugian materiil karena masih dalam penyelidikan. Mateta mengatakan, semua gerbong yang terbakar adalah gerbong untuk rangkaian kereta kelas ekonomi yang dibuat tahun 1980-an atau sebelumnya.

Saat kejadian, lokasi kereta dijaga dua petugas satpam yang mendapatkan giliran jaga. Selain itu, ada juga petugas PT KA lainnya, seperti penilik jalan.

Api dipadamkan sekitar pukul 03.00. Meski demikian, hingga menjelang pukul 04.00 petugas pemadam dibantu warga masih berusaha memadamkan sisa-sisa bara di rangkaian kereta yang terbakar itu.

Keesokan paginya garis polisi dipasang di sekeliling rangkaian kereta yang terbakar. Demikian pula lembaran-lembaran terpal dipasang untuk membatasi jalur tempat rangkaian kereta yang terbakar itu, dengan jalur keberangkatan I, II, dan III.

Akibat peristiwa ini, keberangkatan kereta dari Rangkasbitung pada Senin pagi terganggu. Sempat terjadi penumpukan penumpang. Akhirnya, PT KA Daop I mengerahkan kereta cadangan dan kereta bantuan dari Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

”Dari lima perjalanan hari ini dari Stasiun Rangkasbitung, yang dibatalkan cuma satu, yaitu pada pukul 05.20,” ujar Mateta.

Tidak mungkin terbakar

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignatius Jonan mengatakan, rangkaian kereta sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mungkin terbakar dengan sendirinya.

”Sebab, kalau akibat orang membakar sampah, masak sampai separah ini. Bangku kayu dekat kereta sebelah kanan yang terbakar itu kok juga tidak terbakar. Atap stasiun juga tidak apa-apa. Tetapi saya tidak punya tendensi, sebaiknya nanti menunggu hasil dari tim Puslabfor,” kata Jonan.

Mateta menambahkan, kereta sebenarnya secara konstruksi tidak mudah terbakar sehingga sangat wajar jika ada penilaian unsur kesengajaan pada kebakaran kali ini. ”Apalagi, kereta kelas ekonomi ini tidak memiliki aliran listrik karena ia berjalan jika ditarik dengan lokomotif KRD (diesel) biasa,” ujarnya.

”Tetapi yang pasti, pihak kereta api juga mengakui bahwa pengawasan di situ memang masih lemah sehingga kereta api itu sering dipakai untuk tidur dan sebagainya. Itu juga dari aspek keamanan kan kurang baik,” kata Freddy Numberi.

Kurang steril

Terbakarnya 24 gerbong di Rangkasbitung menguak kelemahan PT KA dalam menjaga stasiun-stasiunnya. Hal itu pun diangkat oleh Menteri Perhubungan dan diakui oleh Mateta.

”Stasiun Rangkasbitung melayani 24 jam. Patroli pengamanan memang ada. Saat ini tenaganya 17 orang Patroli Keamanan Dalam,” kata Mateta.

Kekurangan tenaga keamanan juga dirasakan oleh manajemen Stasiun Besar Bogor (SBB). SBB saat ini hanya memiliki dua tenaga penjaga malam. ”Surat permohonan tambahan tenaga penjaga malam ini baru saja kami kirim ke pimpinan di PT KA Commuter Jabodetabek,” kata Wakil Kepala SBB Udin Saefudin.

Permintaan tambahan penjaga malam itu, kata Udin, sebagai antisipasi agar kasus Rangkasbitung tidak terulang. Di SBB, setelah kereta rel listrik (KRL) terakhir masuk stasiun pukul 23.50, ada delapan rangkaian kereta yang disiapkan di delapan peronnya seusai dibersihkan. Perjalanan pertama KRL dari SBB menuju Jakarta adalah pada pukul 04.00.

Vice President Corporate Communication PT KA Sugeng Priyono menegaskan, PT KA mendorong Direktorat Jenderal Perkeretaapian untuk mensterilkan semua stasiun. Sebab, jika tidak, sangat sulit mengamankan aset-aset kereta api.

Menurut ahli transportasi dari Unika Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, pemerintah setengah-setengah dalam menjaga asetnya. ”Kalau tidak mampu memagar stasiun, mengapa tidak memasang kamera pemantau (CCTV),” katanya.

Selain gangguan di Rangkasbitung, perjalanan KA, khususnya KRL Bogor-Jakarta, Senin kemarin, juga terhambat. Data yang diperoleh dari PT KA Daop I Jabodetabek, perjalanan KRL Bogor-Jakarta terganggu akibat ada salah satu KRL yang mogok karena pantograf atau alat pengantar listrik dari jaringan listrik ke kereta yang tersangkut di Citayam, Depok.

(Har/CAS/RTS/ART/PPG/RYO/NEL)

0 komentar:

Posting Komentar