Minggu, 17 Oktober 2010

Mubarok: Tidak Ada yang Tahu Kapan Reshuffle Dilakukan



Padangnews.com-Jakarta - Rumor soal bakal terjadinya reshuffle kabinet masih belum bisa dipastikan. Presiden SBY masih menyimpan rapat-rapat informasi tentang hal tersebut. Termasuk soal calon menteri yang disiapkan sebagai pengganti.

Hal ini disampaikan oleh anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, saat ditanya soal kabar calon menteri yang sudah disiapkan SBY berasal dari PDIP.

"Nggak ada itu, nggak ada yang tahu kapan kepastiannya," kata Mubarok kepada detikcom, Sabtu (16/10/2010) malam.

Menurut dia, evaluasi tahunan terhadap para menteri di kabinet sudah dilakukan oleh SBY. Namun, apakah hasilnya berimbas pada pergantian menteri tertentu, Mubarok tidak bisa memastikan.

Saat ditanya soal kedekatan SBY akhir-akhir ini dengan para politisi PDIP, Mubarok menegaskan itu hanya sebagai hubungan silaturahmi saja. Tidak ada motif politis yang menyangkut soal jatah menteri di kabinet bagi PDIP/

"Pak Taufiq Kiemas hubunganya baik dengan SBY. Kebetulan selalu ditemani Mbak Puan Maharani, tapi itu silaturahmi doang. Tidak ada tanda-tanda apa pun," tegasnya.

Sebelumnya, pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengatakan, Presiden SBY diprediksi akan melakukan reshuffle dalam kabinetnya. Muncul nama orang dekat Megawati Soekarno Putri yang akan ditempatkan dalam pos strategis dalam kabinet SBY yang baru, yakni Widya Purnama.

Perlu diketahui Widya Purnama merupakan mantan Tim Ekonomi Mega-Prabowo, mantan Direktur Pertamina, dan mantan Direktur Indosat. Sebagai seorang profesional, bisa jadi Widya akan diletakan di pos strategis antara BUMN atau SDM.

Namun demikian, bukan berarti hal ini menjadi awal akan adanya koalisi formal antara PDIP dengan Demokrat. Wacana ini lebih merupakan suatu bentuk 'pendekatan' politik antara kedua partai yang terkait dengan adanya kesepakatan tertentu di 'balik layar'.

Pendekatan ini, menurut Burhanuddin, dilandasi oleh persoalan-persoalan yang ada di dalam tubuh PDIP sendiri. Sebagai kubu oposisi antagonistik, PDIP memiliki kesulitan untuk memobilisasi sumber keuangan.

Dengan adanya pendekatan ini, PDIP juga akan mendapat keuntungan. Karena pendekatan ini terkait dengan kepentingan untuk memobilisasi sumber dana
keuangan tersebut.

Melunaknya PDIP ini, menurut Burhanuddin, bisa terlihat pada minggu-minggu terakhir. Contohnya pada saat pencalonan Timur Pradopo yang berjalan mulus, kemudian juga komentar keras Taufiq Kiemas, Puan Maharani, dan Pramono Anung terhadap usaha penggulingan SBY dan membela SBY supaya jangan digulingkan.

(mad/mad)

0 komentar:

Posting Komentar