Selasa, 03 Mei 2011

Orang Sunda Sulit Jadi Presiden


Padangnews.com-Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Gandjar Kurnia DEA menyatakan, terlalu jauh jika masyarakat Sunda menuntut jadi presiden. Kenyataannya, mereka belum memperlihatkan prestasi menonjol dalam memimpin wilayah sendiri.

"Gubernur Jawa Barat orang Sunda, para bupati dan wali kota di Jawa Barat umumnya juga orang Sunda. Tapi mengapa kita begini terus? Kondisi alam kita terus mengalami penurunan," katanya dalam focused group discussion di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Selasa (3/5).

Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) sepakat dengan MAW Brouwer yang mengatakan Tuhan menciptakan Tatar Parahyangan dalam keadaan tersenyum. Sebab, kawasan ini memang sangat indah dan subur. Namun, sayang, tanah Pasundan saat ini rusak parah.

"Hutan lindung di Jawa Barat hampir lenyap. Pada musim hujan, sebagian besar wilayah ini banjir. Sebaliknya, di musim kemarau, mereka tidak memiliki simpanan air. Sungai yang besar tercemar, sedangkan sungai kecil tak lagi berbekas," katanya.

Ia juga mengkritisi bahwa masyarakat di mana-mana membuang sampah ke selokan. Budaya bersih belum menjadi milik warga Pasundan. "Parahnya, sawah di daerah Rancaekek seperti telaga warna. Saat tertentu air sawah berwarna biru, di saat yang lain kuning, berikutnya,
merah, dan seterusnya. Semua warna partai ada di sawah di Rancaekek," gurau
Gandjar.

Dalam paparannya bertema Masyarakat Sunda dengan Alamnya Gandjar mengemukakan, menuju masyarakat yang maju, adil, dan makmur harus didukung
oleh lingkungan yang kondusif. Sementara itu, alam lingkungan di Tatar Pasundan semakin tidak kondusif menciptakan situasi terbaik itu.

"Bisa jadi, kalau Albert Einstein lahir di Tatar Pasundan, ia bukan jadi ahli fisika dan jadi pemikir hebat, melainkan sekadar jadi tukang bikin peuyeum (tape). Sebab, besar kecilnya pemikiran seseorang sangat bergantung pada lingkungan sekitar yang menciptakannya," kata Gandjar. (Ant/OL-01)

0 komentar:

Posting Komentar