Senin, 01 November 2010

Christian Wulff Disambut Hangat di Turki

Smaller Reset Larger
DPA
Christian Wulff Disambut Hangat di Turki
Christian Wulff (ke dua dari kiri) diterima Presiden Turki Abdullah Gül, Selasa (19/10)

Padangnews.com-, ANKARA--Hari Selasa (19/10), Christian Wulff menjadi presiden Jerman pertama yang menyampaikan pidato di Parlemen Turki. Christian Wulff juga merupakan presiden Jerman pertama yang mengunjungi Turki sejak sepuluh tahun terakhir. Kunjungannya dibayangi perdebatan di Jerman mengenai masalah integrasi para imigran, termasuk yang berasal dari Turki.

Presiden Christian Wulff menentang disamaratakannya penilaian terhadap warga keturunan Turki di Jerman. "Bila ada anggapan yang mengatakan bahwa seluruh kelompok imigran Turki tidak menghendaki melakukan integrasi, hal itu merupakan sesuatu yang keliru," demikian disampaikan Presiden Christian Wulff dalam wawancara dengan harian Turki Huriyet.

Ditambahkannya, negara dan masyarakat harus menawarkan kemungkinan untuk melakukan integrasi. Sebagai imbalannya setiap orang harus menerima tawaran tersebut.

Setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Abdullah Gul, Christian Wulf menegaskan hubungan baik antara Jerman dan Turki. "Kita sahabat lama dan ingin mengintesifkan hubungan persahabatan ini," ujarnya.

Ia menyatakan Jerman menghargai keinginan Turki masuk dalam kelompok Uni Eropa. "Kami berharap bahwa Turki dapat memainkan peranan besar bagi perdamaian dunia. Karena di berbagai pelosok dunia, sebagai juru penengah, Turki sangat dihargai," ujarnya.

Selain itu, Presiden Christian Wulff juga memiliki kepentingan yang besar bila Turki melanjutkan kebijakannya mengenai Eropa. Dalam pembicaraannya dengan Presiden Abdullah Gül dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, juga disinggung kembali mengenai keinginan Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa. Setelah terpilih menjadi presiden Jerman bulan Juli lalu, Christian Wullf telah menyampaikan peringatan agar dijalin hubungan yang jujur antara Uni Eropa dan Turki. Disamping itu, ia berharap dapat terciptanya kebebasan beragama yang lebih luas di Turki, yang mayoritas warganya memeluk agama Islam.

Secara umum tema pembicaraan Presiden Christian Wullf dengan Presiden Abdullah Gül dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan di Ankara menyangkut bidang yang luas. Mulai dari hubungan politik, ekonomi sampai kepada hubungan budaya. Tapi yang dinilai paling penting dalam kunjungannya di Turki adalah pidato yang akan disampaikannya di depan parlemen Turki. Hal ini tentu dikaitkan dengan semakin memanasnya perdebatan di Jerman mengenai masalah para imigran, yang dinilai tidak menunjukkan keinginannya melakukan integrasi. Serta meningkatnya seruan dari politisi tertentu di Jerman agar menghentikan kedatangan para imigran dari Turki dan negara-negara Arab.[ROL]

0 komentar:

Posting Komentar