Sabtu, 24 April 2010

154.079 Siswa Tidak Lulus UN

Padangnews,com-Dari 1.522.162 peserta ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah, sebanyak 154.079 siswa di antaranya, atau sekitar 10,12 persen tidak lulus. Siswa-siswa tersebut harus mengikuti ujian nasional ulangan yang akan diselenggarakan pada 10-14 Mei 2010.

Secara nasional tingkat kelulusan ujian nasional tingkat SMA dan MA menurun dibandingkan tahun 2009. Tahun 2009, tingkat kelulusan ujian nasional SMA/ MA 95,05 persen, sedangkan tahun ini 89,61 persen.

”Tidak usah panik karena masih ada kesempatan sekali lagi. Yang penting siapkan ujian nasional (UN) ulangan dengan baik. Sekolah juga harus segera mempersiapkan pelaksanaan ujian nasional ulangan,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat mengumumkan hasil ujian nasional, Jumat (23/4) di Jakarta.

Dari data hasil ujian nasional tahun 2010, jumlah paling banyak siswa yang tidak lulus dan harus mengikuti ujian nasional ulangan ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (23,7 persen), Kalimantan Tengah (39 persen), Kalimantan Timur (30,53 persen), Nusa Tenggara Timur (52,08 persen), dan Gorontalo (46,22 persen). Adapun persentase siswa yang paling banyak lulus ada di Bali (97,18 persen), Jawa Barat (97,03 persen), Jawa Timur (96,69 persen), dan Sumatera Utara (95,85 persen).

Meskipun terjadi penurunan tingkat kelulusan, kata Nuh, terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 7,25 pada 2009 menjadi 7,29 pada tahun ini. ”Siswa yang mengulang itu berpotensi besar lulus karena mayoritas siswa yang harus mengulang (99.433 siswa) tidak lulus hanya pada satu mata pelajaran yang diujikan,” ujarnya.

Bukan penentu kelulusan

Nuh mengatakan, hasil ujian nasional tidak menjadi penentu kelulusan siswa dari SMA/MA karena hasil ujian nasional akan diserahkan kepada guru dan sekolah masing-masing untuk diolah kembali atau disatukan dengan ujian sekolah. Namun, jika masih ada siswa yang tidak lulus dan kemudian stres, sekolah diminta untuk mengaktifkan layanan konsultasi psikologi apabila dibutuhkan.

”Kelulusan siswa ditentukan satuan pendidikan masing-masing. Siswa yang dinyatakan lulus berarti sudah rampung seluruh program pendidikan, lulus aspek akhlak dan kepribadian, lulus mata pelajaran yang diujikan sekolah, dan lulus ujian nasional,” kata Nuh.

Dari hasil analisis Kementerian Pendidikan Nasional, kata Nuh, faktor utama yang menyebabkan turunnya tingkat kelulusan ujian nasional adalah karena pengawasan yang diperketat. ”Tetapi, jangan diterjemahkan pelaksanaan ujian nasional dulu tidak diawasi ketat. Hasil ujian nasional ini membuktikan banyak daerah yang kini semakin mengutamakan kejujuran,” ujarnya. (LUK)

0 komentar:

Posting Komentar