Selasa, 01 Maret 2011

Gowland yang Pertama Masuk Liang Kubur

AFP PHOTO / NZ TV3 VIA SKYNEWS Gambar yang berasal TV3 Selandia Baru ini menunjukkan sebagian reruntuhan Kathedral Christchurch akibat gempa berkekuatan 6.3 yang melanda kota Christchurch, Selasa (22/2/2011). Gempa tersebut dilaporkan telah menyebabkan korban tewas, menghancurkan bangunan, serta memicu kebakaran dan membuat panik warga.

KOMPAS.com — Seusai diharu-biru oleh gempa pada Selasa (22/2/2011), warga Christchurch, Selandia Baru, mulai memakamkan para korban tewas yang sudah berhasil ditemukan. Jenazah yang pertama dimakamkan pada Senin (28/2/2011) adalah seorang bayi berusia lima bulan bernama Baxtor Gowland. Ia merupakan korban termuda dalam bencana ini. Upacara pemakaman Baxtor Gowland yang dilakukan di sebuah kapel, antara lain, ditandai dengan pemutaran slide tentang kisah hidupnya.

Gempa bumi di Christchurch, menurut catatan AP dan AFP, memakan 148 korban jiwa. Kendati begitu, sejauh ini baru delapan jenazah yang sudah diserahkan kepada keluarga oleh pemerintah.

Sampai kini, regu penolong terus melakukan pencarian. Namun, mereka terhambat oleh angin topan dan gempa susulan yang masih terus terjadi. Penduduk kota Christchurch juga merasa cemas karena munculnya retakan baru di tebing yang berada di pinggiran kota itu.

Harapan untuk menemukan warga dalam keadaan hidup semakin tipis. Terakhir kali regu penolong berhasil menyelamatkan nyawa seseorang pada Rabu sore lalu. Gempa berkekuatan 6,3 pada skala Rischter yang menghancurkan pusat kota Christchurch itu menyebabkan sebagian penduduk kota mengungsi ke daerah lain.

Pada Selasa besok, tepat seminggu setelah gempa terjadi, seluruh Selandia Baru akan mengheningkan cipta selama dua menit untuk mengenang semua korban jiwa.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clarke menggambarkan bencana yang menimpa negaranya sebagai sebuah tragedi monumental. Clark yang sekarang menjabat kepala program pembangunan PBB, UNDP, berbicara setelah meninjau kondisi Christchurch hari Minggu. "Kerusakan bangunan yang saya lihat setara dengan Haiti," kata Clark kepada Radio Selandia Baru.

Perdana Menteri John Key mengatakan, kerugian yang diderita akibat gempa bumi ini diperkirakan akan mencapai 20 miliar dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 132 triliun. PM Key sudah mengumumkan subsidi awal senilai 120 juta dollar Selandia Baru untuk membayar gaji karyawan yang tidak bisa bekerja karena kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi.

0 komentar:

Posting Komentar