Rabu, 09 Maret 2011

Golkar Tetap Dorong SBY Rombak Kabinet

Padangnews.com-Pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata menghasilkan beberapa kesepakatan. Meski dipastikan Golkar tetap dalam koalisi, namun Golkar tetap mengusulkan adanya reshuffle kabinet.

Tujuan reshuffle, karena Golkar ingin mengganti beberapa menteri yang kinerjanya dinilai tidak baik. Hal itu diungkapkan politisi Golkar yang juga Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad. "Kata Ketua Umum (Ical), orang-orang yang tidak mampu, tidak punya kinerja baru diganti. Jadi penggantian di kabinet itu nanti melihat kinerja, bukan karena politik," kata Fadel kepada wartawan di kantor Kementrian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/3).

Dari pertemuan antara Ical dengan SBY, juga dipastikan akan ada perubahan-perubahan kesepakatan dalam koalisi. Ada beberapa keinginan SBY yang disampaikan kepada Ical selaku Ketua Umum Golkar. Ditargetkan dalam waktu 2 minggu kedepan seluruh draft kesepakatan koalisi yang baru bisa selesai.

Fadel mengungkapkan, ada 4 poin utama hasil kesepakatan antara SBY-Ical. Yang pertama adalah semacam koridor tentang apa yang mau dikerjakan. Dengan demikian, kata Fadel, antara parpol koalisi tidak boleh bermain di luar koridor yang ada.

Kedua, perlu ada target yang hendak dicapai koalisi. Ketiga, adanya etika antara satu sama lain sehingga tidak keluar dari etika yang ada. Terakhir adalah terjalinnya komunikasi baik vertikal maupun horizontal antara partai koalisi untuk membangun sistem komunikasi politik yang bagus.

"Ini eksperimen baru karena demokrasi yang ada. Maka eksperimen ini tentunya sebuah terobosan Pak SBY yang setelah dievaluasi dari satu setengah tahun ini, memang ada beberapa yang harus dikoreksi," kata Fadel.

Tidak menutup kemungkinan, kata Fadel, draft kesepakatan koalisi yang baru akan memuat lebih dari 4 poin yang disebutkannya itu. "Tapi itu pembicaraan antara Pak Ketum (Ical) dan SBY. Jadi kami disuruh bekerja dan jangan mencampuri urusan soal itu. Jadi kinerja saja yang kami optimalkan," tambahnya.

Dengan adanya pengajuan menteri dan draft koalisi baru, Fadel pun tidak membantah dalam waktu 2 pekan kedepan, kemungkinan reshuffle kabinet masih bisa terjadi. Namun kembali lagi, hak preogatif mengganti menteri, terletak di tangan Presiden.

"Pak Ketum sendiri tidak pernah bicara reshuffle karena itu kan hak Presiden. Ketum paling ya mengatakan, ini adalah kader saya, kalau bapak anggap tidak bagus saya masih punya kader-kader lain," kata Fadel.

Mantan Gubernur Gorontalo ini pun mengaku siap bila reshuffle kabinet justru terjadi pada dirinya. Selama menjadi menteri, Fadel merasa telah bekerja semaksimal mungkin. Buktinya, belum lagi habis masa jabatannya sebagai Gubernur dua periode, Fadel telah dipanggil menjadi pembantu Presiden di KIB II.

"Kalau di-reshuffle, tentu saja saya kembali jadi pengusaha atau kegiatan-kegiatan sosial. Saya kan juga ketua beberapa pesantren-pesantren Islam. Jadi saya siap dimana saja deh," kata Fadel.(afz/jpnn)

0 komentar:

Posting Komentar