Jumat, 20 Agustus 2010

LMP Sumbar Siap Galang Massa

">klik untuk melihat foto
Bendera Merah Putih
Padangnews.com-Tindakan Malaysia menahan tiga pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan RI menyulut kecaman dari pelbagai organisasi masyarakat. Salah satunya suara lantang disampaikan pemuda yang tergabung dalam Laskar Merah Putih Sumbar.

"Kami mengecam, tindakan pemerintah Malaysia yang telah menawan pegawai Indonesia. Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan memperlihatkan bangsa ini masih bermartabat," kata Ketua Laskar Merah Putih Sumbar, Ecevit Demirel, usai buka puasa bersama dengan insan pers di Basko Grand Mall, Padang, Kamis (19/08/2010).

Dalam buka puasa yang juga dihadiri Wakil Ketua Anovtrizar Masdal dan Bendahara Mukhlis itu, Ecevit juga menyinggung erosi nasionalisme yang kian kentara. Menurutnya, semangat persatuan dan kesatuan generasi muda jauh berkurang dan generasi saat ini cenderung bersikap individualistik.

"Pemerintah perlu menanamkan lagi semangat persatuan. Tindakan Malaysia yang telah semena-mena adalah cambuk untuk bangsa ini kembali mempertahankan jati diri dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Menyikapi sikap progresif diperlihatkan Malaysia di sejumlah titik perbatasan dengan Indonesia, Laskar Merah Putih Sumbar, kata Ecevit bersedia menggalang massa untuk membantu perjuangan mempertahankan kedaulatan. Ratusan laskar yang berada di cabang kabupaten/kota di Sumbar, katanya akan bersedia dipanggil untuk mempertahankan Tanah Air.

Seperti dilansir media massa sebelumnya, Pemerintah Kerajaan Malaysia telah menahan tiga pegawai DKP saat bertugas di perairan Riau yang berdekatan dengan perbatasan Malaysia-Indonesia. Ketiga pegawai itu sempat diboyong ke Malaysia dengan status tahanan kerajaan, sampai akhirnya dilepas kembali setelah Pemerintah Indonesia membarter dengan 6 nelayan asal Malaysia yang kedapatan mencuri ikan di perairan Indonesia.

Nasionalisme Sejak Dini

Pada kesempatan itu, Anovtrizar Masdal menambahkan, sikap nasionalisme perlu dibangun sejak dini. Di samping program baku di sekolah-sekolah, kata Anovtrizar, juga perlu dilakukan kegiatan rutin semisal gotong royong, pengenalan geografis bangsa dan silaturahmi antar ormas. "Jika semua elemen bangsa sudah bersatu, bangsa lain tidak akan berani mempermainkan Indonesia," ujarnya. (ptd)

0 komentar:

Posting Komentar